Majalah Suara Hidayatullah : Juli 2000  

 
 
 
 
 
 
 
 

 

Tuan Guru H Abdul Hadi Bin Haji Awang
Menteri Besar (Gubernur) Negara Bagian Terengganu
Kemenangan Partai Islam di Malaysia

Siapapun, terutama orang Indonesia, yang bertemu dengan Yang Amat Bahagia Tuan Guru H Abdul Hadi bin Haji Awang (52), tak bakal mengira bahwa dia adalah seorang Menteri Besar —gubernur— atau tokoh penting sebuah partai besar. Maklum, pria tinggi besar ini ke mana-mana selalu pakai jubah dan surban. Bukannya jas dan dasi yang perlente dan jumawa. Dalam bertutur kata pun tak pernah lupa mengutip ayat-ayat al-Qur'an, hadits, atau pendapat para ulama terkemuka. 

Ada pengalaman menggelikan ketika Tuan Guru —panggilan akrabnya— berkunjung ke Pondok Pesantren Darul Istiqomah Maccopa, Maros (Sulsel). Para santri cuek saja melihat kedatangannya. Meski jelas-jelas orang asing, banyak yang mengira alumnus Universitas Madinah ini anggota Jamaah Tabligh yang sedang khuruj. Dan itu biasa dijumpai di mana-mana. Mereka baru tahu —dan terkejut— bahwa beliau adalah orang nomor satu di negara bagian Terengganu, Malaysia, ketika protokol mengumumkan data dirinya. 

Predikat sebagai ulama sekaligus umara' memang sudah tersemat lekat di pundak Timbalan (Wakil) Presiden Partai Islam Semalaysia (PAS) ini. Bisa dilihat ketika Tuan Guru berdiri di atas mimbar. Retorikanya membuat siapa saja yang mendengarnya terpana. Begitu fasih mengurai persoalan politik, ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya. Dan itu semua diterangkan dengan hanya bersandar pada al-Qur'an, Hadits, dan Ijma' ulama sebagai pedoman pokoknya. Bukan teori-teori politik Barat yang selama ini begitu dibanggakan praktisi maupun ahli ilmu politik. Itu pula yang dilakukan Tuan Guru ketika menjadi keynote speaker `Dialog Terbuka Penerapan Syari'at Islam di Sulsel' akhir Mei lalu. Retorikanya seakan meruntuhkan ruang pertemuan Hotel Berlian Bosowa Makassar, tempat berlangsungnya acara itu. “Kalau Tuan Guru sudah naik ke mimbar, semua orang akan terpesona dibuatnya. Orang-orang non-Muslim di Malaysia sangat menyukai beliau,” kata H Hussin bin Ismail, Setiausaha (Asisten) Politik Kepada Menteri Besar Terengganu. 

Dalam kunjungan selama 3 hari di Makassar atas undangan Komite Persiapan Penegakan Syari'at Islam (KPPSI) Sulsel itu, di sela-sela acara yang padat Tuan Guru bersedia meluangkan waktu untuk wawancara dengan Pambudi Utomo dan Munanshar dari Sahid di Makassar. Beliau menguraikan pandangannya tentang perkembangan dunia Islam, permasalahan Islam dan negara, juga penerapan syari'at Islam di negerinya, dan PAS. Tak lupa dia memberikan pandangan seputar perkembangan mutakhir di negeri yang disebutnya `satu tubuh' dengan negerinya: Indonesia. Berikut petikannya: 

DUNIA ISLAM

Bagaimana penilaian Anda terhadap perkembangan negara-negara Islam akhir-akhir ini?

Walaupun negara ummat Islam dikatakan telah mencapai kemerdekaan berpuluh-puluh tahun, itu pada lahirnya. Pemikiran mereka masih belum bebas, dibelenggu berbagai ideologi, UU, dan peraturan di luar Islam. Negara yang dikatakan merdeka itu melaksanakan aturan yang ditinggalkan penjajah kolonial masing-masing. Negara-negara Islam terus berada di dalam negara yang sedang membangun. Negara yang tidak memimpin dunia. Negara yang terus menjadi ekor kepada kuasa besar di dunia. Terus mengalami masalah ekonomi, politik, sosial, dan lain-lain. 

Rupanya ada upaya dari musuh-musuh Islam untuk mengkondisikan ummat seperti itu?

Kita berada di zaman yang disifatkan Rasulullah saw dalam suatu Hadits yang diriwayatkan Abi Umamah Al-Dahili, yang disebut oleh Imam Ahmad, “Tali yang mengikat ajaran Islam dia rungkai (dirombak) satu demi satu. Ikatan pertama yang dirungkai adalah al-hukmu, ajaran yang berkait dengan hukum, dengan pemerintahan. Apabila satu ikatan dirombak, manusia akan berpegang dengan simpulan ikatan yang masih ada. Yang akhir dirungkai ialah shalat. 

Perkara utama yang dilakukan oleh mereka adalah menghapuskan pemerintahan Islam. Sehingga syariat Islam ditinggalkan. Yang tinggal hanyalah perkara-perkara yang berkait dengan individu, UU keluarga. Islam ad-Dien yang sempurna dan lengkap, tiba-tiba menjadi agama yang tidak lengkap. Dirobek-robek, termasuk oleh ummat Islam sendiri. Apa yang disebut oleh Allah dilupakan. Padahal Allah berfirman, Yaa ayyuhalladziina aamanu udkhuluu fissilmi kaaffah wala tattabi'u.., Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam agama Islam seutuhnya. Jangan perkara-perkara ibadah, perkara nikah-kawin, perkara faraid (pembagian harta warisan) ikut Islam, tapi perkara yang lain tidak mengikuti Islam. Jangan kamu ikut jejak langkah syaitan, sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata buat kamu. 

Abad ini dimaklumatkan sebagai abad kebangkitan Islam. Pendapat Anda?

Alhamdulillah, akhir-akhir ini memang muncul kebangkitan Islam di seluruh dunia. Kemunculan Islam ini bukan saja di negara-negara ummat Islam, tapi berlaku juga di negara-negara Barat. Barat yang mau memadamkan cahaya Islam dengan berbagai cara, politik, kebudayaan, dan lain-lain, telah gagal, menemui jalan buntu. Yuriiduuna liyuthfiu. Mereka mau memadamkan cahaya Allah dengan mulut-mulut mereka. Dengan cara mendidik anak-anak ummat Islam, yang menjadi pemimpin pada hari ini dan menjadi pemimpin akan datang. Kegagalan ideologi, UU, hukum, dan teori yang diamalkan di negara mereka sendiri (Barat) dan di negara ummat Islam, telah menyebabkan ummat Islam kembali kepada Islam. 

Di negeri Islam, suara sekularisme sudah mulai menurun dengan berlakunya kebangkitan Islam. Tapi mereka mencoba menipu kita dengan berbagai taktik dan strategi, dengan program Islamisasi. Mereka mau melaksanakan Islam dengan menjalankan beberapa aktivitas agama, dalam keadaan kemungkaran dibenarkan, dalam keadaan syari'at Islam tidak berkuasa, tidak berdaulat. Kemudian mereka menonjolkan ideologi-ideologi yang bukan Islam dengan me-nisbah-kannya dengan Islam. 

Bagaimanakah sebenarnya hubungan antara Islam dan negara?

Allah swt menetapkan 3 matlamat (tujuan) penting, mengapa manusia ini diciptakan. Yang pertama adalah matlamat ibadah. Wa maa khalaqtul jinna, dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka mengabdikan diri kepada-Ku. Kedua, khilafah. Firman Allah swt, wa idzqaala rabbuka lil malaaikati, dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya Aku akan jadikan di atas muka bumi itu khalifah. Ketiga, matlamat amanah, Allah swt berfirman, inna arodnal amaanata `ala samaawaati wal ardi wal jibaalu. Sesungguhnya Kami telah membentangkan amanah kepada langit, bumi, bukit, bukau, dan gunung-galang, supaya mereka memikul amanah ini. Semuanya gerun (gelisah, khawatir) dan takut, melainkan manusia bersedia untuk memikulnya. Sesungguhnya manusia itu sangat dzalim lagi sangat jahil, melainkan mereka yang menjadi pengikut nabi-nabi dan rasul-rasul. 

Yang dikatakan ibadah ialah melakukan syiar ibadah. Shalat, puasa Ramadhan, haji, berdoa, berdzikir, dan lain-lain. Juga bermakna ketundukan kepada hukum syari'at Allah swt dalam segala aspek. Dalam semua perkara, adalah bermula dari ibadah. Sehingga minum, berkeluarga, bermasyarakat, bernegara, berekonomi, berpolitik, dan lain-lain, mestilah tunduk kepada hukum Allah swt. 

Masalah khilafah diuraikan oleh para ulama dalam semua madzhab. Di antaranya Ibnu Khaldun dalam Al-Muqaddimah, Al-Mawardi di dalam Al-Ahkamu Sulthaniyah, Abu A'la Al-Farouq di dalam buku yang sama, Ibnu Taimiyyah di dalam As-Siyasah As-Sahayya, Ibnu Qayyim di dalam Furu' Hukumiyyyah, dan lain-lain. Mereka menguraikan khilafah dengan makna iqomatuddin wa siyyaasaatudduniati, menegakkan agama dan men-tadbir (mendakwahkan) urusan dunia dengan agama. Inilah yang disebut khilafah. 

Selanjutnya adalah amanah. Amanah terbesar ialah amanah mengendalikan urusan negara. Dalam sebuah hadits diriwayatkan, apabila seorang Arabi, seorang Arab Badawi dari kawasan pendalaman menyoal (tanya) Rasulullah saw yang sedang menyampaikan khutbah, “Wahai Rasulullah, bilakah berlakunya kiamat?” Rasulullah saw meneruskan khutbahnya. Di kalangan para sahabat yang hadir ada yang mengatakan, mungkin karena si Badawi itu tidak beradab, menyoal ketika berkhutbah. Ada pula yang berpendapat bahwa Rasulullah saw terlampau khusyu menyampaikan khutbah. Ada yang berpendapat, mungkin Rasulullah akan menjawabnya nanti. Tiba-tiba Rasulullah bertanya, “Siapa yang bertanya tentang kiamat?” Lalu Arab itu menjawab, “Ini dia saya Rasulullah.” Jawab Rasulullah saw, “idza khuyyiatil `amaanah.” Kalau kamu ingin tahu bilakah berlakunya kehancuran dunia adalah apabila dipermainkan, diperkecilkannya amanah. Orang itu bertanya lagi, “Bagaimana mempermainkan amanah itu?” Sabda Rasulullah, “idza wushidal amru, apabila diserahkan urusan ummat kepada orang yang bukan ahlinya, tunggulah saat kehancuran. Maksudnya, bahwa perkara negara, pemerintahan, adalah perkara yang penting di dalam agama Islam. Hal itu di-tsabit-kan (diperkuat) dengan nash al-Qur'an, dengan Sunnah Rasulullah saw, ijma' para ulama. Rasulullah saw berhijrah dari Mekkah ke Madinah, bukan untuk menanam kelapa sawit, bernelayan, atau berniaga. Yang berlaku selepas hijrah adalah mendirikan daulah, negara, yang memerintah dengan hukum Allah swt. 

Bagaimana kata al-Qur'an tentang negara atau pemerintahan?

Terlalu banyak ayat yang berkait dengan pemerintahan. Di antaranya ayat yang sering diwiridkan orang-orang Islam selepas sembahyang, qulillahumma malikal mulk, tu'til mulka man tasya', katakanlah ya Allah ya Tuhanku. Engkau yang memiliki kerajaan, pemerintahan. Engkau memberi pemerintahan kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkau mencabut pemerintahan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau memuliakan siapa yang Engkau kehendaki. Engkau menghinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di dalam tangan Engkau sajalah kebaikan, wahai Tuhanku. Ayat itu diwiridkan oleh semua imam, semua makmum, selepas tiap-tiap shalat. Tiba-tiba mereka bercakap di luar, pemerintahan tak ada dalam Islam. 

Dalam al-Qur'an juga banyak ayat yang menyebut tentang kewajiban dalam pemerintahan. Yaa ayyu halladziina aamanu `atiullaha wa'atiurrasul, wahai orang-orang yang beriman, taatlah kamu kepada Allah, kepada Rasul, dan pemimpin-pemimpin di kalangan kamu. Maknanya, ummat Islam mestilah mewujudkan pemimpin-pemimpin. 

Bagaimana dengan pandangan yang mengatakan bahwa agama harus dipisah dengan politik?

Memang ada golongan yang menganggap bahwa agama itu agama, pemerintah itu pemerintah. Tidak ada hubungan antara agama dan pemerintah. Pemikiran semacam ini berasal dari Injil Matius, bukan al-Qur'an. Lahirnya paham sekularisme yang memisahkan pemerintah dari agama, di Barat, bukan di Islam. Kristen adalah agama yang berasal dari Nabi Isa as, yang diutuskan oleh Allah kepada Bani Israil. Firman Allah warasuulan ilaa Banii Israaiil, dan diutuskan Isa kepada Bani Israil yang sudah ada pada mereka Taurat di samping diturunkan Injil untuk menyempurnakan. Bukan Bani Indonesia, bukan Bani Malaysia, maupun Bani Eropa. Waidzqaala iisabnu maryama yaa banii israaiil, dan apabila Isa bin Maryam berkata wahai Bani Israil, sesungguhnya Kami utuskan kamu menjadi Rasul, untuk membenarkan kitab Taurat yang ada di hadapanmu, dan memberitahu berita gembira berkenaan dengan kedatangan Rasul selepasku yang bernama Ahmad. Maknanya, Nabi Isa diperintah supaya beramal dengan Taurat, di samping Injil, Bibel. Apabila Isa diangkat ke langit para Hawariyyun ditekan dan ditindas. Berlakulah penyelewengan di dalam agama Kristen, meninggalkan Taurat dan meninggalkan Injil. Di dalam Injil, tidak ada aspek politik, pemerintahan, ekonomi. Injil yang sudah dipindah ini dibawa ke Eropa, Barat, oleh padri-padri (pendeta) agama Kristen. Dalam masa yang sama padri-padri bertemu dengan pemerintah. Dalam pertarungan ini pemerintah menang, dan padri disingkirkan hanya mengurusi masalah gereja saja. Maka berlaku pemisahan di antara politik dan agama. 

Kedua, berlakunya perkembangan teknologi dan sains di Barat. Apabila orang-orang Barat mengkaji ilmu duniawi daripada Islam, melalui tamaddun (peradaban) Islam di Andalusia, Baghdad, India (Kerajaan Moghul), mereka mengambil ilmu duniawinya saja. Mereka ambil sains dan teknologi, perubahan, pertanian, geografi, hisab, dari Islam, dibawa ke Barat tanpa agamanya. Sains dan teknologi yang membawa pertarungan dengan agama Kristen di Barat, menyebabkan Kristen menolak sains dan teknologi. Berlakulah pemisahan antara duniawi dan agama dalam Kristen. 

Ajaran itu telah dibawa ke negara Islam, saat mereka menjajah dan menaklukkan negara ummat Islam. Secara berencana, dan sistematik, mereka tahu apabila agama Islam dihantam habis-habisan maka ummat Islam akan menentang sekeras-kerasnya. Mereka tahu, bila datang dan membakar masjid dan Qur'an, orang Islam yang tak shalat dan tak bisa baca Qur'an pun akan marah. Maka mereka masuk lewat budaya, menguasai pemikiran. Mereka membenarkan urusan ibadah, masjid jangan diganggu, haji disediakan kapal. Urusan-urusan pribadi jangan diganggu. Yang dihalangi adalah perkara pemerintah, yang berkait dengan tanah, pertanian, berhubungan dengan keselamatan, luar negara, dengan pen-tadbir-an, keseluruhannya diambil oleh mereka. Berlakulah sekularisme dalam dunia Islam. 

PENEGAKAN SYARIAT ISLAM

Seberapa penting syariat Islam dilaksanakan di tiap negara?

Tiap-tiap ummat Islam di mana bumi dia berpijak, mestilah menegakkan syariat Allah. Kita berada di dunia yang sangat aneh, sangat mengherankan di kalangan ummat Islam. Apabila ada di kalangan ummat Islam yang menyoal adakah perkara pemerintahan, perkara politik, terdapat di dalam ajaran Islam? Adakah syari'at Islam boleh dilaksanakan dalam masyarakat sekarang? Padahal mereka bisa menerima UU Belanda, UU Inggris, UU Amerika, yang asing dari Islam. Berbagai ideologi dan teori diamalkan di tengah-tengah masyarakat Islam. Bukan hanya di Indonesia, Malaysia, Cina, Belanda, Perancis, boleh (bisa) dilaksanakan. Tetapi mereka menyoal (mempertanyakan), adakah Islam syari'atnya bisa diamalkan? Suatu perkara yang aneh. 

Allah berfirman, inna andzalna ilaikal kitaaba bil haqqi litahkuma bainannaasi, sesungguhnya Kami telah menurunkan, mewahyukan kepadamu wahai Muhammad, dalam kitab yakni al-Qur'an ini, supaya engkau menghukum manusia dengan apa yang dinyatakan oleh Allah. Dan janganlah kamu menjadi pembela orang-orang yang khianat. 

KEMENANGAN PAS 

Tuan Guru naik menjadi Menteri Besar setelah PAS berhasil memenangkan Pemilu di Negara Bagian Terengganu, tahun lalu. Dari 32 kursi yang diperebutkan, PAS menguasai 28 kursi. Ini kemenangan pertama PAS di Negara Bagian kaya minyak itu, setelah bertahun-tahun melakukan penyadaran politik kepada ummat Islam. “Itu kami lakukan tiap hari, lewat masjid dan pesantren,” katanya. 

Seperti halnya Negara Bagian Kelantan yang menerapkan hukum Islam, wajah Terengganu pun berubah. Sebab, PAS sudah bertekad mengembalikan kedaulatan Islam sesuai dengan wewenang yang dimiliki pemerintah negara bagian. “Kita akan mengamandemen semua undang-undang yang bertentangan dengan Islam,” tegas Tuan Guru.

Dalam Pemilu lalu PAS berhasil unggul di Kelantan dan Terengganu. Apa kiatnya?

Kami menang lewat pemilu. Partai Islam berhasil menang di 28 kawasan dari 32 yang ada. Yang 4 dimenangkan oleh partai non-Islam. Kemenangan PAS adalah sebuah kemenangan besar, setelah sebelumnya kita rajin membangun kesadaran masyarakat lewat pesantren dan masjid-masjid sehingga semuanya bisa hidup. Kita lakukan itu semua tiap malam, tiap hari, tiap minggu. Dari sini kita disokong rakyat, pegawai, dan sebagainya. Bahkan kita juga disokong oleh orang Cina dan orang luar karena kebetulan di Trengganu adalah penghasil petrolium (minyak) yang besar sehingga banyak tenaga kerja dari luar. Kepercayaan ini merupakan ridha Allah swt. 

Bagaimana bisa partai-partai Islam di Malaysia bersatu mendukung PAS?

Dalam segi menegakkan syariat Islam semua partai Islam tidak ada bedanya. Menegakkan negara yang mendaulat syari'at Allah, itu tidak ada khilaf di antara para ulama. Perkara ini adalah perkara nash, berpedoman pada al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah saw, tanpa membedakan mahdzab. Perkara madzhab tidak boleh memisahkan antara ummat Islam. Demikian juga dengan kabilah, kaum, daerah, tidak boleh memisahkan ummat Islam. Yang penting ialah, di mana wilayah yang bisa dilaksanakan syariat Islam, laksanakan dahulu di daerah itu. Kemudian diperjuangkan untuk wilayah-wilayah lain. 

Banyaknya partai Islam tidak menjadi penghalang. Yang terjadi, semua kumpulan dakwah di Malaysia bisa bersatu sampai saat ini dalam menegakkan syariat Islam. Di dalam pemilu juga bersatu. Memang di dalam perkara-perkara cabang terdapat beberapa perselisihan. Tapi ketika pemilu, kami satu partai saja, yakni terpusat di PAS. Semua organisasi masyarakat, organisasi pelajar dan mahasiswa, cendekiawan, menyokong satu partai. 

Seberapa jauh peran ekonomi dalam mendukung kemenangan PAS?

Ekonomi itu hanyalah pendukung, sampingan yang kecil. Kami justru bergerak dalam keadaan tertekan ekonominya. Partai politik di Malaysia tidak boleh bergerak dalam bidang ekonomi. Kami bergerak dalam mengumpul dana, sumbangan dari orang-orang, zakat, dari lain-lain. Kami tidak mempunyai suatu aktivitas ekonomi yang terbuka, terang, atau resmi. Ekonomi hanyalah sampingan, bukan menjadi rukun pokok dalam kita menggerakkan Islam. Tanpa dinafikan bahwa kekuatan ekonomi adalah penting. Tetapi jangan kita menunggu ekonomi sebagai suatu alasan untuk menegakkan Islam. 

Jadi ada pemisahan antara aktivitas ekonomi dan politik?

Tidak dinafikan bahwa kegiatan ekonomi adalah mata rantai yang tidak terpisah dengan hal yang lain. UU di Malaysia tidak membenarkan partai politik aktif dalam menggerakkan ekonomi. Itu yang saya maksud. Politik adalah payung daripada kegiatan ekonomi. 

Bagaimana pelaksanaan syari'at Islam di Terengganu dan Kelantan?

Kami di Malaysia, beberapa peraturan dan hukum berada dalam kuasa wilayah atau daerah. Dalam perkara yang berkaitan dengan pusat kita menuntut beberapa tahapan. Pertama, kita minta pemerintah pusat melaksanakan UU ini bagi seluruh negara. Kalau mereka tidak mau melaksanakan untuk seluruh negara, yang kedua kita minta kepada kerajaan pusat supaya membenarkan masing-masing wilayah untuk melaksanakan syariat. Ketiga, kalau tak mau juga, beri peluang kepada Terengganu dan Kelantan yang dikuasai oleh PAS untuk melaksanakan UU ini, supaya dilihat oleh masyarakat. Mengikut otonomi yang ada dalam kerajaan negeri, karena Malaysia menganut federasi yang memberi wewenang kepada negeri bagian untuk melaksanakan beberapa hukum yang berkait dengan Islam. Dalam bidang yang diizinkan, kami laksanakan. Yang keempat, kita pikir kemudian (sambil tertawa). 

Pelaksanaan dalam bidang ekonomi bagaimana?

Dalam memerintah Terengganu, langkah pertama yang saya laksanakan adalah menghapuskan riba. Kami hapus semua pinjaman riba yang dikenakan kepada pegawai-pegawai kerajaan, kepada rakyat, supaya mereka tidak ditindas sistem riba. Ini menjadi salah satu hal utama yang membuat kami mendapat sokongan dan simpati dari rakyat. 

Ada yang mengatakan, bila berlaku syariat Islam pelancong tak akan datang. Mengapa mereka takut? Kalau mereka datang mau merampok, mencuri, bertindak zina, memang akan kami hukum. Kalau mereka datang ingin melihat keindahan alam, kecantikan negeri kami, silakan. Ahlan wa sahlan. Kalau kamu mau minum arak, zina, negeri kamu lebih banyak, kenapa mesti ke sini? Jangan bikin maksiat di sini. Sebenarnya pelancongan ini bisa menjadi agen menyalurkan dakwah. Ini yang patut dilakukan. Alhamdulillah, sejak kami melakukan pemerintahan, kedatangan orang asing meningkat pesat. Penerbangan di Terengganu dulunya 2 kali sehari, sekarang jadi 11 kali. Jangan bimbang, keamanan terjamin. 

Bagaimana tanggapan orang non-Islam?

Menyokong juga. Bila saya tanya kepada orang yang bukan Islam, kamu mau makan riba atau tidak? Kalau dengan sistem riba, kita punya pinjam 2 juta, dalam masa sepuluh tahun akan menjadi 20 juta. Kalau sistem Islam, 2 juta ya tetap 2 juta. Kamu mau yang mana? Tentu saja mereka akhirnya memilih yang bukan riba. 

Hal lain tentang arak dan perjudian. Kedai perjudian adalah bidang kuasa kerajaan negeri, juga minuman keras. Melalui bidang kuasa kerajan negeri, kami tutup kedai, walau kerajaan pusat membenarkan arak dan judi. Alhamdulillah ini bisa diterima oleh orang-orang yang bukan Islam. Pada awalnya ada yang merasa bimbang. Pedagang-pedagang Cina datang menemui saya, mereka minta supaya kedai-kedai judi dibenarkan dan diizinkan untuk orang yang bukan Islam. Saya tanya mereka, adakah agama kamu membenarkan judi? Setahu saya, semua agama tidak membenarkan. Mereka jawab, tidak digalakkan. Artinya, tak benar lah! 

Dalam masalah arak dan makan babi, agama mereka membenarkan. Apa yang diizinkan oleh agama mereka, kita tidak boleh ganggu. Ini hak individu, hak kaum tertentu atau golongan yang ada di dalam negara Islam. Penjualan arak dibolehkan untuk mereka, juga dibenarkan makan daging babi bagi orang yang bukan Islam dengan syarat, jangan ganggu orang Islam. Ternyata pengharaman arak dan judi ini mendapat sokongan dari ibu-ibu Tionghoa. Mereka mengatakan, selama ini suami-suami mereka tak bisa menyimpan duit. Sekarang, setelah judi dan arak dilarang, keadaan keuangannya menjadi baik. Mereka terima kasih kepada kami. Mereka ini adalah sebagian orang non-Islam yang dalam pemilihan raya (pemilu) memilih PAS yang berasas Islam. 

Langkah dalam bidang hukum?

Kita perlu menyadari bahwa di dalam syari'at Islam ada UU keluarga, ada yang berkait tentang mu'amalat, ini boleh (bisa) dilaksanakan tanpa gangguan pusat. Dalam UU jinayah, ada 3, yaitu qisash, hudud, dan ta'zir. Dalam hal qisash dan hudud, ini berada dalam kuasa kerajaan pusat. Tapi dalam hal ta'zir, menjadi kuasa kerajaan negeri. Karena itu kami laksanakan ta'zir dulu. Sementara qisash dan hudud kami luruskan dulu dalam bidang perwakilan di peringkat daerah. Dan kami ber-hujjah kepada pemerintahan pusat, supaya mereka membenarkan pelaksanaan syari'at secara menyeluruh. 

Bagaimana cara membasmi tempat-tempat maksiat?

Tentang hal ini, memang kalangan ulama masih mempunyai beragam penafsiran. Akibatnya, pemerintah juga bisa memberi penafsiran tersendiri, termasuk bagaimana memberantas kemaksiatan. Kita berkewajiban menasihati pemerintah yang memberi penafsiran yang bertentangan dengan syari'at. Kita harus berjuang sekuatnya untuk itu. Kita wajib menegakkan hukum Allah, tidak boleh membuat hukum sendiri. Bila pemerintah tetap tak mau, bersabarlah. Memang perlu puluhan tahun untuk berhasil. Tapi dalam menasihati ini jangan sambil melakukan aktivitas yang merusak, misalnya dengan membunuh. Itu tidak dibenarkan dalam syariat Islam. 

Tidak ada kesulitan ketika mulai melaksanakan hukum Islam?

Memang ada kesulitan. Tentu saja kita mendapat tantangan terutama dari golongan sekuler, di mana kerajaan federal dikuasai oleh paham sekuler, sebagaimana di Indonesia. Golongan atas, apalagi yang tidak melaksanakan amanah secara baik, tentu khawatir jatuh bila Islam ditegakkan. Dalam sirah Rasulullah, Baginda pernah bersabda, “Orang-orang yang memilih zaman jahiliyah, zaman tanpa pelaksanaan syari'at Islam, tentu mereka akan memilih Islam sekiranya mereka paham dan mengerti.” Apabila Raja Abrahah menerima Islam, tentu Rasulullah akan mengekalkan dia menjadi raja. Yang terpenting, marilah tegakkan Islam, maka kamu lah yang (berhak memegang kekuasaan) seterusnya. Bagi siapa pun yang tidak mau menegakkan, menjadi kewajiban kita untuk menyadarkannya. 

Janganlah kita bimbang melaksanakan sesuatu yang menakut-nakutkan. Seorang wartawan United Press International (UPI) tanya kepada saya, adakah saudara mampu melaksanakan UU yang tidak boleh diterima oleh mayoritas rakyat? Saya katakan, kalau kamu mau melaksanakan kuasa UU menghukum lanun, adakah kamu tanya pada lanun, pada pencuri setuju dengan UU ini, baru kamu laksanakan? Dia akhirnya diam saja. 

Bagaimana langkah melaksanakan hukuman qisash?

Dalam UU perkara jinayah yang berkait dengan potong tangan, merajam penzina, mereka sangat takut. Itu memang hukum Islam, tetapi syaratnya terlalu ketat. Yang terpenting ialah kesan psikologi dari UU, bukan untuk menjatuhkan hukuman. Seorang hakim dalam mahkamah Islam hendaklah mencari jalan bagaimana membebaskan orang yang dituduh. Ini kewajiban hakim, yang disebut Rasulullah bahwa kesilapan seorang hakim membebaskan orang yang dituduh lebih baik daripada kesilapannya menjatuhkan hukuman. Ini di UU Islam. 

Dalam perkara zina, mesti dihadirkan 4 orang saksi yang adil, yang Islam, yang tahu dosa pahala, yang tidak mengerjakan dosa besar, yang tidak terus-menerus mengerjakan dosa kecil, yang tidak melakukan perkara yang menjatuhkan marwah (kehormatan). Tidak boleh secara paksa. Kalau orang yang dituduh itu dipaksa, dihantam, dipukul, ini tidak sah dalam Islam. Mestilah secara sukarela. Kemudian pihak pemerintah mesti mencari cara, bagaimana hendak membebaskan. Makanya dalam Islam dibentuk wakala atau pembela. 

Mencuri harus dipotong tangannya, tapi mesti ditetapkan berapa barang yang diambil, apa hubungan antara pencuri dengan yang dicuri, bukan sembarangan menjatuhkan hukuman. Orang yang ada hubungan keluarga, semisal anak mencuri barang ayahnya, tak boleh dipotong tangan. Tapi tetap haram. Istri yang mencuri harta suami (yang bakhil) untuk memenuhi kebutuhan keluarga, ini boleh. Dalam sebuah hadits, Hindun datang kepada Rasulullah, mengadukan suaminya, Abu Sofyan, adalah suami yang bakhil atau kikir. Bisakah saya mencuri hartanya? Jawab Rasulullah, “Ambillah apa yang mencukupi untuk kamu.” Jangan hantam semua. Mencuri karena lapar, tak boleh dijatuhkan hudud. Ta'zir yang berlaku, bukannya hudud. Rakyat yang mencuri harta negara tak boleh dipotong tangan karena rakyat ada hak dalam harta ini, tapi kena hukum semisal denda atau penjara. 

Kalau pejabat merampas harta rakyat?

Lihatlah apa yang ditunjukkan Rasulullah saw. Sebelum beliau wafat, sudah dalam keadaan udzur, beliau keluar dari masjid untuk menyampaikan amanatnya yang terakhir. Antara lain Baginda menandaskan, “Wahai semua yang hadir. Barangsiapa yang aku pernah jatuhkan marwah-nya, ini dia marwah aku, persilakan dihukum. Barangsiapa yang aku pernah pukul belakangnya, ini belakangku, silakan datang lakukan balasan. Barangsiapa yang aku ambil hartanya, silakan beritahu, aku akan menggantinya.” Itulah tindakan yang harus dilakukan pemerintah. 

TENTANG INDONESIA

Agar partai Islam di Indonesia unggul, perlukah dibentuk satu partai Islam?

Kalau bisa diusahakan seperti itu, satu partai. Kalau tak bisa, maka partai-partai Islam yang ada harus bersepahaman, bersatu, gabungan antara satu sama lain. Kita perlu menyadari punya tanggung jawab bersama dalam menegakkan syari'at, tanpa membedakan organisasi. Ini tujuan yang sama dalam perkara ini. Dalam perkara cabang, boleh saja berbeda. Kita harus bersatu dalam masalah yang asas, yang pokok. Dalam masalah aqidah, dalam menegakkan syari'at. Kita juga harus menyadari dalam aspek yang lain, yakni musuh-musuh Islam. Mereka menyerang Islam, tidak peduli dari organisasi atau partai yang mana, dari madzhab mana. 

Untuk melahirkan partai Islam yang kuat, langkah apa yang harus ditempuh?

Bisa seperti apa yang PAS lakukan. Peranan majelis, ilmu, dan santri amat penting. Dengan ilmu, mereka akan menyadarkan diri, keluarga, dan masyarakat. Pesantren bisa menjadi tempat mempersiapkan produk. 

Apa yang penting adalah menyadarkan masyarakat, betapa perlunya Islam ini dikembalikan. Perkara negara, pemerintahan, ialah menjadi sebagian daripada agama Islam yang dibawa oleh nabi dan rasul, sejak Nabi Adam as sehingga Nabi Muhammad saw. 

Untuk menerapkan syariat Islam di Indonesia, kira-kira bagaimana caranya?

Seperti firman Allah Swt dalam Surat Ali Imran: 104, waltakum minkum ummatuyyad'uuna ilalkhair, dan hendaklah ada di kalangan kamu suatu ummat, suatu golongan, kelompok, yang berdakwah kepada kebaikan dan mencegah perbuatan munkar. Itu akan membuat kita berjaya. Ingat pula, Allah hanya akan mengubah nasib suatu kaum bila kaum itu melaksanakan perubahan. 

Diuraikan oleh hadits, manra'a minkum munkaran, siapa di kalangan kamu yang melihat perkara yang munkar, hendaklah mencegah dengan tangan. Kalau tidak mampu, lakukan dengan lidah, Kalau tidak mampu, bencilah di dalam hati. Dan benci di dalam hati adalah selemah-lemahnya iman. Mencegah dengan tangan di antaranya adalah dengan kuasa hukum, kuasa UU, pemerintahan, petugas-petugas yang melaksanakan UU dan hukum, dengan mengikut bidang masing-masing serta mengikut sunnah amaliah. 

Di Indonesia saat ini sebenarnya kondisinya lebih baik daripada Malaysia. Kini ada otonomi, sehingga menjadi peluang besar bagi daerah-daerah untuk menerapkan syari'at Islam. Memang banyak yang ragu, sebab katanya tidak ada kepakaran atau tokoh. Bisa dilakukan dengan jamaah, sebuah kepemimpinan kolektif yang terdiri atas beberapa tokoh. Dari sinilah ummat Islam bisa berkuasa untuk menegakkan syariat Islam. Bila di Indonesia sudah bisa ditegakkan, di Malaysia juga, ditambah kawasan lain, ini merupakan mukadimah untuk tegaknya sebuah Daulah Islamiyyah. 

Ada yang menilai, rakyat Indonesia belum siap melaksanakan syari'at Islam. Pendapat Anda?

Saya sering heran dengan pendapat seperti itu. Kalau ada keinginan menegakkan syari'at Islam di mana saja, baik di Indonesia maupun Malaysia, selalu ada yang mempertanyakan tentang kesiapan rakyat. Saya mau tanya, ketika kita melaksanakan UU Belanda dan yang lain-lain, apakah kita perlu tahu bahwa rakyat sudah bersedia? Bahkan kita merasakan bahwa persediaan Islam adalah lebih awal dari segala-galanya. Pesantren yang sudah ada sekian lama, juga lembaga-lembaga Islam, ini merupakan persediaan. 

Sebenarnya syarat apa yang harus dipenuhi untuk menegakkan syari'at Islam?

Yang pertama kita harus punya tanah air. Itu sudah jelas. Kedua, mesti mempunyai pemimpin. Apakah dari beribu pesantren di sini tidak ada pemimpin? Selanjutnya hukum, syari'at. Kita sudah punya, terutama dalam perkara yang telah di nash-kan. Adapun hal lainnya perlu ijtihad kalangan ulama, untuk mengendalikan masalah-masalah baru. 

Ummat Islam di Indonesia sudah memiliki wilayah, rakyat, pemimpin, undang-undang, Tinggal kedaulatan yang harus diusahakan, untuk menegakkan syari'at Islam. Jadi ummat Islam harus berkuasa. Yang penting juga, cita-cita ingin menegakkan syari'at itu harus benar-benar ada, tertanam, baru kemudian ditempuh langkah-langkah yang taktis. 

Ab  Hadi menyelesaikan kesarjanaannya di Universitas Islam Madinah, Arab Saudi. Lalu meraih gelar MA dari Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Meski sudah menjabat Gubernur, hingga kini ia masih menjadi imam di Masjid Rusila Terengganu, kampung kelahirannya. Di masjid itu pula Ab Hadi rutin memberi kuliah shubuh setiap Jum'at.
 
 

 
   

Copyright© Suara Hidayatullah, 2000