Tuan Guru H Abdul Hadi Bin Haji Awang
Menteri Besar (Gubernur) Negara Bagian Terengganu
Kemenangan Partai Islam
di Malaysia
Siapapun,
terutama orang Indonesia, yang bertemu dengan Yang Amat Bahagia Tuan Guru
H Abdul Hadi bin Haji Awang (52), tak bakal mengira bahwa dia adalah seorang
Menteri Besar —gubernur— atau tokoh penting sebuah partai besar. Maklum,
pria tinggi besar ini ke mana-mana selalu pakai jubah dan surban. Bukannya
jas dan dasi yang perlente dan jumawa. Dalam bertutur kata pun tak pernah
lupa mengutip ayat-ayat al-Qur'an, hadits, atau pendapat para ulama terkemuka.
Ada
pengalaman menggelikan ketika Tuan Guru —panggilan akrabnya— berkunjung
ke Pondok Pesantren Darul Istiqomah Maccopa, Maros (Sulsel). Para santri
cuek saja melihat kedatangannya. Meski jelas-jelas orang asing, banyak
yang mengira alumnus Universitas Madinah ini anggota Jamaah Tabligh yang
sedang khuruj. Dan itu biasa dijumpai di mana-mana. Mereka baru tahu —dan
terkejut— bahwa beliau adalah orang nomor satu di negara bagian Terengganu,
Malaysia, ketika protokol mengumumkan data dirinya.
Predikat
sebagai ulama sekaligus umara' memang sudah tersemat lekat di pundak Timbalan
(Wakil) Presiden Partai Islam Semalaysia (PAS) ini. Bisa dilihat ketika
Tuan Guru berdiri di atas mimbar. Retorikanya membuat siapa saja yang mendengarnya
terpana. Begitu fasih mengurai persoalan politik, ekonomi, sosial, budaya,
dan sebagainya. Dan itu semua diterangkan dengan hanya bersandar pada al-Qur'an,
Hadits, dan Ijma' ulama sebagai pedoman pokoknya. Bukan teori-teori politik
Barat yang selama ini begitu dibanggakan praktisi maupun ahli ilmu politik.
Itu pula yang dilakukan Tuan Guru ketika menjadi keynote speaker `Dialog
Terbuka Penerapan Syari'at Islam di Sulsel' akhir Mei lalu. Retorikanya
seakan meruntuhkan ruang pertemuan Hotel Berlian Bosowa Makassar, tempat
berlangsungnya acara itu. “Kalau Tuan Guru sudah naik ke mimbar, semua
orang akan terpesona dibuatnya. Orang-orang non-Muslim di Malaysia sangat
menyukai beliau,” kata H Hussin bin Ismail, Setiausaha (Asisten) Politik
Kepada Menteri Besar Terengganu.
Dalam kunjungan
selama 3 hari di Makassar atas undangan Komite Persiapan Penegakan Syari'at
Islam (KPPSI) Sulsel itu, di sela-sela acara yang padat Tuan Guru bersedia
meluangkan waktu untuk wawancara dengan Pambudi Utomo dan Munanshar
dari Sahid di Makassar. Beliau menguraikan pandangannya tentang perkembangan
dunia Islam, permasalahan Islam dan negara, juga penerapan syari'at Islam
di negerinya, dan PAS. Tak lupa dia memberikan pandangan seputar perkembangan
mutakhir di negeri yang disebutnya `satu tubuh' dengan negerinya: Indonesia.
Berikut petikannya:
DUNIA
ISLAM
Bagaimana
penilaian Anda terhadap perkembangan negara-negara Islam akhir-akhir ini?
Walaupun negara
ummat Islam dikatakan telah mencapai kemerdekaan berpuluh-puluh tahun,
itu pada lahirnya. Pemikiran mereka masih belum bebas, dibelenggu berbagai
ideologi, UU, dan peraturan di luar Islam. Negara yang dikatakan merdeka
itu melaksanakan aturan yang ditinggalkan penjajah kolonial masing-masing.
Negara-negara Islam terus berada di dalam negara yang sedang membangun.
Negara yang tidak memimpin dunia. Negara yang terus menjadi ekor kepada
kuasa besar di dunia. Terus mengalami masalah ekonomi, politik, sosial,
dan lain-lain.
Rupanya ada
upaya dari musuh-musuh Islam untuk mengkondisikan ummat seperti itu?
Kita berada
di zaman yang disifatkan Rasulullah saw dalam suatu Hadits yang diriwayatkan
Abi Umamah Al-Dahili, yang disebut oleh Imam Ahmad, “Tali yang mengikat
ajaran Islam dia rungkai (dirombak) satu demi satu. Ikatan pertama
yang dirungkai adalah al-hukmu, ajaran yang berkait dengan
hukum, dengan pemerintahan. Apabila satu ikatan dirombak, manusia akan
berpegang dengan simpulan ikatan yang masih ada. Yang akhir dirungkai
ialah shalat.
Perkara utama
yang dilakukan oleh mereka adalah menghapuskan pemerintahan Islam. Sehingga
syariat Islam ditinggalkan. Yang tinggal hanyalah perkara-perkara yang
berkait dengan individu, UU keluarga. Islam ad-Dien yang sempurna
dan lengkap, tiba-tiba menjadi agama yang tidak lengkap. Dirobek-robek,
termasuk oleh ummat Islam sendiri. Apa yang disebut oleh Allah dilupakan.
Padahal Allah berfirman, Yaa ayyuhalladziina aamanu udkhuluu fissilmi
kaaffah wala tattabi'u.., Wahai orang-orang yang beriman, masuklah
kamu ke dalam agama Islam seutuhnya. Jangan perkara-perkara ibadah, perkara
nikah-kawin, perkara faraid (pembagian harta warisan) ikut Islam,
tapi perkara yang lain tidak mengikuti Islam. Jangan kamu ikut jejak langkah
syaitan, sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata buat kamu.
Abad ini
dimaklumatkan sebagai abad kebangkitan Islam. Pendapat Anda?
Alhamdulillah,
akhir-akhir ini memang muncul kebangkitan Islam di seluruh dunia. Kemunculan
Islam ini bukan saja di negara-negara ummat Islam, tapi berlaku juga di
negara-negara Barat. Barat yang mau memadamkan cahaya Islam dengan berbagai
cara, politik, kebudayaan, dan lain-lain, telah gagal, menemui jalan buntu.
Yuriiduuna liyuthfiu. Mereka mau memadamkan cahaya Allah dengan
mulut-mulut mereka. Dengan cara mendidik anak-anak ummat Islam, yang menjadi
pemimpin pada hari ini dan menjadi pemimpin akan datang. Kegagalan ideologi,
UU, hukum, dan teori yang diamalkan di negara mereka sendiri (Barat) dan
di negara ummat Islam, telah menyebabkan ummat Islam kembali kepada Islam.
Di negeri Islam,
suara sekularisme sudah mulai menurun dengan berlakunya kebangkitan Islam.
Tapi mereka mencoba menipu kita dengan berbagai taktik dan strategi, dengan
program Islamisasi. Mereka mau melaksanakan Islam dengan menjalankan beberapa
aktivitas agama, dalam keadaan kemungkaran dibenarkan, dalam keadaan syari'at
Islam tidak berkuasa, tidak berdaulat. Kemudian mereka menonjolkan ideologi-ideologi
yang bukan Islam dengan me-nisbah-kannya dengan Islam.
Bagaimanakah
sebenarnya hubungan antara Islam dan negara?
Allah swt menetapkan
3 matlamat (tujuan) penting, mengapa manusia ini diciptakan. Yang
pertama adalah matlamat ibadah. Wa maa khalaqtul jinna, dan
tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka mengabdikan
diri kepada-Ku. Kedua, khilafah. Firman Allah swt, wa idzqaala rabbuka
lil malaaikati, dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat,
sesungguhnya Aku akan jadikan di atas muka bumi itu khalifah. Ketiga, matlamat
amanah, Allah swt berfirman, inna arodnal amaanata `ala samaawaati wal
ardi wal jibaalu. Sesungguhnya Kami telah membentangkan amanah kepada
langit, bumi, bukit, bukau, dan gunung-galang, supaya mereka memikul
amanah ini. Semuanya gerun (gelisah, khawatir) dan takut, melainkan
manusia bersedia untuk memikulnya. Sesungguhnya manusia itu sangat dzalim
lagi sangat jahil, melainkan mereka yang menjadi pengikut nabi-nabi dan
rasul-rasul.
Yang dikatakan
ibadah ialah melakukan syiar ibadah. Shalat, puasa Ramadhan, haji, berdoa,
berdzikir, dan lain-lain. Juga bermakna ketundukan kepada hukum syari'at
Allah swt dalam segala aspek. Dalam semua perkara, adalah bermula dari
ibadah. Sehingga minum, berkeluarga, bermasyarakat, bernegara, berekonomi,
berpolitik, dan lain-lain, mestilah tunduk kepada hukum Allah swt.
Masalah khilafah
diuraikan oleh para ulama dalam semua madzhab. Di antaranya Ibnu Khaldun
dalam Al-Muqaddimah, Al-Mawardi di dalam Al-Ahkamu Sulthaniyah,
Abu A'la Al-Farouq di dalam buku yang sama, Ibnu Taimiyyah di dalam As-Siyasah
As-Sahayya, Ibnu Qayyim di dalam Furu' Hukumiyyyah, dan lain-lain.
Mereka menguraikan khilafah dengan makna iqomatuddin wa siyyaasaatudduniati,
menegakkan agama dan men-tadbir (mendakwahkan) urusan dunia dengan
agama. Inilah yang disebut khilafah.
Selanjutnya
adalah amanah. Amanah terbesar ialah amanah mengendalikan urusan negara.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, apabila seorang Arabi, seorang Arab Badawi
dari kawasan pendalaman menyoal (tanya) Rasulullah saw yang sedang menyampaikan
khutbah, “Wahai Rasulullah, bilakah berlakunya kiamat?” Rasulullah saw
meneruskan khutbahnya. Di kalangan para sahabat yang hadir ada yang mengatakan,
mungkin karena si Badawi itu tidak beradab, menyoal ketika berkhutbah.
Ada pula yang berpendapat bahwa Rasulullah saw terlampau khusyu menyampaikan
khutbah. Ada yang berpendapat, mungkin Rasulullah akan menjawabnya nanti.
Tiba-tiba Rasulullah bertanya, “Siapa yang bertanya tentang kiamat?” Lalu
Arab itu menjawab, “Ini dia saya Rasulullah.” Jawab Rasulullah saw, “idza
khuyyiatil `amaanah.” Kalau kamu ingin tahu bilakah berlakunya kehancuran
dunia adalah apabila dipermainkan, diperkecilkannya amanah. Orang itu bertanya
lagi, “Bagaimana mempermainkan amanah itu?” Sabda Rasulullah, “idza
wushidal amru, apabila diserahkan urusan ummat kepada orang yang bukan
ahlinya, tunggulah saat kehancuran. Maksudnya, bahwa perkara negara, pemerintahan,
adalah perkara yang penting di dalam agama Islam. Hal itu di-tsabit-kan
(diperkuat) dengan nash al-Qur'an, dengan Sunnah Rasulullah saw, ijma'
para ulama. Rasulullah saw berhijrah dari Mekkah ke Madinah, bukan untuk
menanam kelapa sawit, bernelayan, atau berniaga. Yang berlaku selepas hijrah
adalah mendirikan daulah, negara, yang memerintah dengan hukum Allah swt.
Bagaimana
kata al-Qur'an tentang negara atau pemerintahan?
Terlalu banyak
ayat yang berkait dengan pemerintahan. Di antaranya ayat yang sering diwiridkan
orang-orang Islam selepas sembahyang, qulillahumma malikal mulk, tu'til
mulka man tasya', katakanlah ya Allah ya Tuhanku. Engkau yang memiliki
kerajaan, pemerintahan. Engkau memberi pemerintahan kepada siapa yang Engkau
kehendaki. Engkau mencabut pemerintahan dari siapa yang Engkau kehendaki.
Engkau memuliakan siapa yang Engkau kehendaki. Engkau menghinakan siapa
yang Engkau kehendaki. Di dalam tangan Engkau sajalah kebaikan, wahai Tuhanku.
Ayat itu diwiridkan oleh semua imam, semua makmum, selepas tiap-tiap shalat.
Tiba-tiba mereka bercakap di luar, pemerintahan tak ada dalam Islam.
Dalam al-Qur'an
juga banyak ayat yang menyebut tentang kewajiban dalam pemerintahan. Yaa
ayyu halladziina aamanu `atiullaha wa'atiurrasul, wahai orang-orang
yang beriman, taatlah kamu kepada Allah, kepada Rasul, dan pemimpin-pemimpin
di kalangan kamu. Maknanya, ummat Islam mestilah mewujudkan pemimpin-pemimpin.
Bagaimana
dengan pandangan yang mengatakan bahwa agama harus dipisah dengan politik?
Memang ada golongan
yang menganggap bahwa agama itu agama, pemerintah itu pemerintah. Tidak
ada hubungan antara agama dan pemerintah. Pemikiran semacam ini berasal
dari Injil Matius, bukan al-Qur'an. Lahirnya paham sekularisme yang memisahkan
pemerintah dari agama, di Barat, bukan di Islam. Kristen adalah agama yang
berasal dari Nabi Isa as, yang diutuskan oleh Allah kepada Bani Israil.
Firman Allah warasuulan ilaa Banii Israaiil, dan diutuskan Isa kepada
Bani Israil yang sudah ada pada mereka Taurat di samping diturunkan Injil
untuk menyempurnakan. Bukan Bani Indonesia, bukan Bani Malaysia, maupun
Bani Eropa. Waidzqaala iisabnu maryama yaa banii israaiil, dan apabila
Isa bin Maryam berkata wahai Bani Israil, sesungguhnya Kami utuskan kamu
menjadi Rasul, untuk membenarkan kitab Taurat yang ada di hadapanmu, dan
memberitahu berita gembira berkenaan dengan kedatangan Rasul selepasku
yang bernama Ahmad. Maknanya, Nabi Isa diperintah supaya beramal dengan
Taurat, di samping Injil, Bibel. Apabila Isa diangkat ke langit para Hawariyyun
ditekan dan ditindas. Berlakulah penyelewengan di dalam agama Kristen,
meninggalkan Taurat dan meninggalkan Injil. Di dalam Injil, tidak ada aspek
politik, pemerintahan, ekonomi. Injil yang sudah dipindah ini dibawa ke
Eropa, Barat, oleh padri-padri (pendeta) agama Kristen. Dalam masa yang
sama padri-padri bertemu dengan pemerintah. Dalam pertarungan ini pemerintah
menang, dan padri disingkirkan hanya mengurusi masalah gereja saja. Maka
berlaku pemisahan di antara politik dan agama.
Kedua, berlakunya
perkembangan teknologi dan sains di Barat. Apabila orang-orang Barat mengkaji
ilmu duniawi daripada Islam, melalui tamaddun (peradaban) Islam
di Andalusia, Baghdad, India (Kerajaan Moghul), mereka mengambil ilmu duniawinya
saja. Mereka ambil sains dan teknologi, perubahan, pertanian, geografi,
hisab, dari Islam, dibawa ke Barat tanpa agamanya. Sains dan teknologi
yang membawa pertarungan dengan agama Kristen di Barat, menyebabkan Kristen
menolak sains dan teknologi. Berlakulah pemisahan antara duniawi dan agama
dalam Kristen.
Ajaran itu telah
dibawa ke negara Islam, saat mereka menjajah dan menaklukkan negara ummat
Islam. Secara berencana, dan sistematik, mereka tahu apabila agama Islam
dihantam habis-habisan maka ummat Islam akan menentang sekeras-kerasnya.
Mereka tahu, bila datang dan membakar masjid dan Qur'an, orang Islam yang
tak shalat dan tak bisa baca Qur'an pun akan marah. Maka mereka masuk lewat
budaya, menguasai pemikiran. Mereka membenarkan urusan ibadah, masjid jangan
diganggu, haji disediakan kapal. Urusan-urusan pribadi jangan diganggu.
Yang dihalangi adalah perkara pemerintah, yang berkait dengan tanah, pertanian,
berhubungan dengan keselamatan, luar negara, dengan pen-tadbir-an,
keseluruhannya diambil oleh mereka. Berlakulah sekularisme dalam dunia
Islam.
PENEGAKAN
SYARIAT ISLAM
Seberapa
penting syariat Islam dilaksanakan di tiap negara?
Tiap-tiap ummat
Islam di mana bumi dia berpijak, mestilah menegakkan syariat Allah. Kita
berada di dunia yang sangat aneh, sangat mengherankan di kalangan ummat
Islam. Apabila ada di kalangan ummat Islam yang menyoal adakah perkara
pemerintahan, perkara politik, terdapat di dalam ajaran Islam? Adakah syari'at
Islam boleh dilaksanakan dalam masyarakat sekarang? Padahal mereka bisa
menerima UU Belanda, UU Inggris, UU Amerika, yang asing dari Islam. Berbagai
ideologi dan teori diamalkan di tengah-tengah masyarakat Islam. Bukan hanya
di Indonesia, Malaysia, Cina, Belanda, Perancis, boleh (bisa) dilaksanakan.
Tetapi mereka menyoal (mempertanyakan), adakah Islam syari'atnya bisa diamalkan?
Suatu perkara yang aneh.
Allah berfirman,
inna andzalna ilaikal kitaaba bil haqqi litahkuma bainannaasi, sesungguhnya
Kami telah menurunkan, mewahyukan kepadamu wahai Muhammad, dalam kitab
yakni al-Qur'an ini, supaya engkau menghukum manusia dengan apa yang dinyatakan
oleh Allah. Dan janganlah kamu menjadi pembela orang-orang yang khianat.
KEMENANGAN
PAS
Tuan Guru naik
menjadi Menteri Besar setelah PAS berhasil memenangkan Pemilu di Negara
Bagian Terengganu, tahun lalu. Dari 32 kursi yang diperebutkan, PAS menguasai
28 kursi. Ini kemenangan pertama PAS di Negara Bagian kaya minyak itu,
setelah bertahun-tahun melakukan penyadaran politik kepada ummat Islam.
“Itu kami lakukan tiap hari, lewat masjid dan pesantren,” katanya.
Seperti halnya
Negara Bagian Kelantan yang menerapkan hukum Islam, wajah Terengganu pun
berubah. Sebab, PAS sudah bertekad mengembalikan kedaulatan Islam sesuai
dengan wewenang yang dimiliki pemerintah negara bagian. “Kita akan mengamandemen
semua undang-undang yang bertentangan dengan Islam,” tegas Tuan Guru.
Dalam Pemilu
lalu PAS berhasil unggul di Kelantan dan Terengganu. Apa kiatnya?
Kami menang
lewat pemilu. Partai Islam berhasil menang di 28 kawasan dari 32 yang ada.
Yang 4 dimenangkan oleh partai non-Islam. Kemenangan PAS adalah sebuah
kemenangan besar, setelah sebelumnya kita rajin membangun kesadaran masyarakat
lewat pesantren dan masjid-masjid sehingga semuanya bisa hidup. Kita lakukan
itu semua tiap malam, tiap hari, tiap minggu. Dari sini kita disokong rakyat,
pegawai, dan sebagainya. Bahkan kita juga disokong oleh orang Cina dan
orang luar karena kebetulan di Trengganu adalah penghasil petrolium (minyak)
yang besar sehingga banyak tenaga kerja dari luar. Kepercayaan ini merupakan
ridha Allah swt.
Bagaimana
bisa partai-partai Islam di Malaysia bersatu mendukung PAS?
Dalam segi menegakkan
syariat Islam semua partai Islam tidak ada bedanya. Menegakkan negara yang
mendaulat syari'at Allah, itu tidak ada khilaf di antara para ulama. Perkara
ini adalah perkara nash, berpedoman pada al-Qur'an dan Sunnah Rasulullah
saw, tanpa membedakan mahdzab. Perkara madzhab tidak boleh memisahkan antara
ummat Islam. Demikian juga dengan kabilah, kaum, daerah, tidak boleh memisahkan
ummat Islam. Yang penting ialah, di mana wilayah yang bisa dilaksanakan
syariat Islam, laksanakan dahulu di daerah itu. Kemudian diperjuangkan
untuk wilayah-wilayah lain.
Banyaknya partai
Islam tidak menjadi penghalang. Yang terjadi, semua kumpulan dakwah di
Malaysia bisa bersatu sampai saat ini dalam menegakkan syariat Islam. Di
dalam pemilu juga bersatu. Memang di dalam perkara-perkara cabang terdapat
beberapa perselisihan. Tapi ketika pemilu, kami satu partai saja, yakni
terpusat di PAS. Semua organisasi masyarakat, organisasi pelajar dan mahasiswa,
cendekiawan, menyokong satu partai.
Seberapa
jauh peran ekonomi dalam mendukung kemenangan PAS?
Ekonomi itu
hanyalah pendukung, sampingan yang kecil. Kami justru bergerak dalam keadaan
tertekan ekonominya. Partai politik di Malaysia tidak boleh bergerak dalam
bidang ekonomi. Kami bergerak dalam mengumpul dana, sumbangan dari orang-orang,
zakat, dari lain-lain. Kami tidak mempunyai suatu aktivitas ekonomi yang
terbuka, terang, atau resmi. Ekonomi hanyalah sampingan, bukan menjadi
rukun pokok dalam kita menggerakkan Islam. Tanpa dinafikan bahwa kekuatan
ekonomi adalah penting. Tetapi jangan kita menunggu ekonomi sebagai suatu
alasan untuk menegakkan Islam.
Jadi ada
pemisahan antara aktivitas ekonomi dan politik?
Tidak dinafikan
bahwa kegiatan ekonomi adalah mata rantai yang tidak terpisah dengan hal
yang lain. UU di Malaysia tidak membenarkan partai politik aktif dalam
menggerakkan ekonomi. Itu yang saya maksud. Politik adalah payung daripada
kegiatan ekonomi.
Bagaimana
pelaksanaan syari'at Islam di Terengganu dan Kelantan?
Kami di Malaysia,
beberapa peraturan dan hukum berada dalam kuasa wilayah atau daerah. Dalam
perkara yang berkaitan dengan pusat kita menuntut beberapa tahapan. Pertama,
kita minta pemerintah pusat melaksanakan UU ini bagi seluruh negara. Kalau
mereka tidak mau melaksanakan untuk seluruh negara, yang kedua kita minta
kepada kerajaan pusat supaya membenarkan masing-masing wilayah untuk melaksanakan
syariat. Ketiga, kalau tak mau juga, beri peluang kepada Terengganu dan
Kelantan yang dikuasai oleh PAS untuk melaksanakan UU ini, supaya dilihat
oleh masyarakat. Mengikut otonomi yang ada dalam kerajaan negeri, karena
Malaysia menganut federasi yang memberi wewenang kepada negeri bagian untuk
melaksanakan beberapa hukum yang berkait dengan Islam. Dalam bidang yang
diizinkan, kami laksanakan. Yang keempat, kita pikir kemudian (sambil tertawa).
Pelaksanaan
dalam bidang ekonomi bagaimana?
Dalam memerintah
Terengganu, langkah pertama yang saya laksanakan adalah menghapuskan riba.
Kami hapus semua pinjaman riba yang dikenakan kepada pegawai-pegawai kerajaan,
kepada rakyat, supaya mereka tidak ditindas sistem riba. Ini menjadi salah
satu hal utama yang membuat kami mendapat sokongan dan simpati dari rakyat.
Ada yang mengatakan,
bila berlaku syariat Islam pelancong tak akan datang. Mengapa mereka takut?
Kalau mereka datang mau merampok, mencuri, bertindak zina, memang akan
kami hukum. Kalau mereka datang ingin melihat keindahan alam, kecantikan
negeri kami, silakan. Ahlan wa sahlan. Kalau kamu mau minum arak,
zina, negeri kamu lebih banyak, kenapa mesti ke sini? Jangan bikin maksiat
di sini. Sebenarnya pelancongan ini bisa menjadi agen menyalurkan dakwah.
Ini yang patut dilakukan. Alhamdulillah, sejak kami melakukan pemerintahan,
kedatangan orang asing meningkat pesat. Penerbangan di Terengganu dulunya
2 kali sehari, sekarang jadi 11 kali. Jangan bimbang, keamanan terjamin.
Bagaimana
tanggapan orang non-Islam?
Menyokong juga.
Bila saya tanya kepada orang yang bukan Islam, kamu mau makan riba atau
tidak? Kalau dengan sistem riba, kita punya pinjam 2 juta, dalam masa sepuluh
tahun akan menjadi 20 juta. Kalau sistem Islam, 2 juta ya tetap 2 juta.
Kamu mau yang mana? Tentu saja mereka akhirnya memilih yang bukan riba.
Hal lain tentang
arak dan perjudian. Kedai perjudian adalah bidang kuasa kerajaan negeri,
juga minuman keras. Melalui bidang kuasa kerajan negeri, kami tutup kedai,
walau kerajaan pusat membenarkan arak dan judi. Alhamdulillah ini bisa
diterima oleh orang-orang yang bukan Islam. Pada awalnya ada yang merasa
bimbang. Pedagang-pedagang Cina datang menemui saya, mereka minta supaya
kedai-kedai judi dibenarkan dan diizinkan untuk orang yang bukan Islam.
Saya tanya mereka, adakah agama kamu membenarkan judi? Setahu saya, semua
agama tidak membenarkan. Mereka jawab, tidak digalakkan. Artinya, tak benar
lah!
Dalam masalah
arak dan makan babi, agama mereka membenarkan. Apa yang diizinkan oleh
agama mereka, kita tidak boleh ganggu. Ini hak individu, hak kaum tertentu
atau golongan yang ada di dalam negara Islam. Penjualan arak dibolehkan
untuk mereka, juga dibenarkan makan daging babi bagi orang yang bukan Islam
dengan syarat, jangan ganggu orang Islam. Ternyata pengharaman arak dan
judi ini mendapat sokongan dari ibu-ibu Tionghoa. Mereka mengatakan, selama
ini suami-suami mereka tak bisa menyimpan duit. Sekarang, setelah judi
dan arak dilarang, keadaan keuangannya menjadi baik. Mereka terima kasih
kepada kami. Mereka ini adalah sebagian orang non-Islam yang dalam pemilihan
raya (pemilu) memilih PAS yang berasas Islam.
Langkah dalam
bidang hukum?
Kita perlu menyadari
bahwa di dalam syari'at Islam ada UU keluarga, ada yang berkait tentang
mu'amalat, ini boleh (bisa) dilaksanakan tanpa gangguan pusat. Dalam UU
jinayah, ada 3, yaitu qisash, hudud, dan ta'zir. Dalam
hal qisash dan hudud, ini berada dalam kuasa kerajaan pusat.
Tapi dalam hal ta'zir, menjadi kuasa kerajaan negeri. Karena itu
kami laksanakan ta'zir dulu. Sementara qisash dan hudud
kami luruskan dulu dalam bidang perwakilan di peringkat daerah. Dan kami
ber-hujjah kepada pemerintahan pusat, supaya mereka membenarkan
pelaksanaan syari'at secara menyeluruh.
Bagaimana
cara membasmi tempat-tempat maksiat?
Tentang hal
ini, memang kalangan ulama masih mempunyai beragam penafsiran. Akibatnya,
pemerintah juga bisa memberi penafsiran tersendiri, termasuk bagaimana
memberantas kemaksiatan. Kita berkewajiban menasihati pemerintah yang memberi
penafsiran yang bertentangan dengan syari'at. Kita harus berjuang sekuatnya
untuk itu. Kita wajib menegakkan hukum Allah, tidak boleh membuat hukum
sendiri. Bila pemerintah tetap tak mau, bersabarlah. Memang perlu puluhan
tahun untuk berhasil. Tapi dalam menasihati ini jangan sambil melakukan
aktivitas yang merusak, misalnya dengan membunuh. Itu tidak dibenarkan
dalam syariat Islam.
Tidak ada
kesulitan ketika mulai melaksanakan hukum Islam?
Memang ada kesulitan.
Tentu saja kita mendapat tantangan terutama dari golongan sekuler, di mana
kerajaan federal dikuasai oleh paham sekuler, sebagaimana di Indonesia.
Golongan atas, apalagi yang tidak melaksanakan amanah secara baik, tentu
khawatir jatuh bila Islam ditegakkan. Dalam sirah Rasulullah, Baginda pernah
bersabda, “Orang-orang yang memilih zaman jahiliyah, zaman tanpa pelaksanaan
syari'at Islam, tentu mereka akan memilih Islam sekiranya mereka paham
dan mengerti.” Apabila Raja Abrahah menerima Islam, tentu Rasulullah akan
mengekalkan dia menjadi raja. Yang terpenting, marilah tegakkan Islam,
maka kamu lah yang (berhak memegang kekuasaan) seterusnya. Bagi siapa pun
yang tidak mau menegakkan, menjadi kewajiban kita untuk menyadarkannya.
Janganlah kita
bimbang melaksanakan sesuatu yang menakut-nakutkan. Seorang wartawan United
Press International (UPI) tanya kepada saya, adakah saudara mampu melaksanakan
UU yang tidak boleh diterima oleh mayoritas rakyat? Saya katakan, kalau
kamu mau melaksanakan kuasa UU menghukum lanun, adakah kamu tanya
pada lanun, pada pencuri setuju dengan UU ini, baru kamu laksanakan?
Dia akhirnya diam saja.
Bagaimana
langkah melaksanakan hukuman qisash?
Dalam UU perkara
jinayah yang berkait dengan potong tangan, merajam penzina, mereka
sangat takut. Itu memang hukum Islam, tetapi syaratnya terlalu ketat. Yang
terpenting ialah kesan psikologi dari UU, bukan untuk menjatuhkan hukuman.
Seorang hakim dalam mahkamah Islam hendaklah mencari jalan bagaimana membebaskan
orang yang dituduh. Ini kewajiban hakim, yang disebut Rasulullah bahwa
kesilapan seorang hakim membebaskan orang yang dituduh lebih baik daripada
kesilapannya menjatuhkan hukuman. Ini di UU Islam.
Dalam perkara
zina, mesti dihadirkan 4 orang saksi yang adil, yang Islam, yang tahu dosa
pahala, yang tidak mengerjakan dosa besar, yang tidak terus-menerus mengerjakan
dosa kecil, yang tidak melakukan perkara yang menjatuhkan marwah
(kehormatan). Tidak boleh secara paksa. Kalau orang yang dituduh itu dipaksa,
dihantam, dipukul, ini tidak sah dalam Islam. Mestilah secara sukarela.
Kemudian pihak pemerintah mesti mencari cara, bagaimana hendak membebaskan.
Makanya dalam Islam dibentuk wakala atau pembela.
Mencuri harus
dipotong tangannya, tapi mesti ditetapkan berapa barang yang diambil, apa
hubungan antara pencuri dengan yang dicuri, bukan sembarangan menjatuhkan
hukuman. Orang yang ada hubungan keluarga, semisal anak mencuri barang
ayahnya, tak boleh dipotong tangan. Tapi tetap haram. Istri yang mencuri
harta suami (yang bakhil) untuk memenuhi kebutuhan keluarga, ini boleh.
Dalam sebuah hadits, Hindun datang kepada Rasulullah, mengadukan suaminya,
Abu Sofyan, adalah suami yang bakhil atau kikir. Bisakah saya mencuri hartanya?
Jawab Rasulullah, “Ambillah apa yang mencukupi untuk kamu.” Jangan hantam
semua. Mencuri karena lapar, tak boleh dijatuhkan hudud. Ta'zir
yang berlaku, bukannya hudud. Rakyat yang mencuri harta negara tak
boleh dipotong tangan karena rakyat ada hak dalam harta ini, tapi kena
hukum semisal denda atau penjara.
Kalau pejabat
merampas harta rakyat?
Lihatlah apa
yang ditunjukkan Rasulullah saw. Sebelum beliau wafat, sudah dalam keadaan
udzur, beliau keluar dari masjid untuk menyampaikan amanatnya yang terakhir.
Antara lain Baginda menandaskan, “Wahai semua yang hadir. Barangsiapa yang
aku pernah jatuhkan marwah-nya, ini dia marwah aku, persilakan
dihukum. Barangsiapa yang aku pernah pukul belakangnya, ini belakangku,
silakan datang lakukan balasan. Barangsiapa yang aku ambil hartanya, silakan
beritahu, aku akan menggantinya.” Itulah tindakan yang harus dilakukan
pemerintah.
TENTANG
INDONESIA
Agar partai
Islam di Indonesia unggul, perlukah dibentuk satu partai Islam?
Kalau bisa diusahakan
seperti itu, satu partai. Kalau tak bisa, maka partai-partai Islam yang
ada harus bersepahaman, bersatu, gabungan antara satu sama lain. Kita perlu
menyadari punya tanggung jawab bersama dalam menegakkan syari'at, tanpa
membedakan organisasi. Ini tujuan yang sama dalam perkara ini. Dalam perkara
cabang, boleh saja berbeda. Kita harus bersatu dalam masalah yang asas,
yang pokok. Dalam masalah aqidah, dalam menegakkan syari'at. Kita juga
harus menyadari dalam aspek yang lain, yakni musuh-musuh Islam. Mereka
menyerang Islam, tidak peduli dari organisasi atau partai yang mana, dari
madzhab mana.
Untuk melahirkan
partai Islam yang kuat, langkah apa yang harus ditempuh?
Bisa seperti
apa yang PAS lakukan. Peranan majelis, ilmu, dan santri amat penting. Dengan
ilmu, mereka akan menyadarkan diri, keluarga, dan masyarakat. Pesantren
bisa menjadi tempat mempersiapkan produk.
Apa yang penting
adalah menyadarkan masyarakat, betapa perlunya Islam ini dikembalikan.
Perkara negara, pemerintahan, ialah menjadi sebagian daripada agama Islam
yang dibawa oleh nabi dan rasul, sejak Nabi Adam as sehingga Nabi Muhammad
saw.
Untuk menerapkan
syariat Islam di Indonesia, kira-kira bagaimana caranya?
Seperti firman
Allah Swt dalam Surat Ali Imran: 104, waltakum minkum ummatuyyad'uuna
ilalkhair, dan hendaklah ada di kalangan kamu suatu ummat, suatu golongan,
kelompok, yang berdakwah kepada kebaikan dan mencegah perbuatan munkar.
Itu akan membuat kita berjaya. Ingat pula, Allah hanya akan mengubah nasib
suatu kaum bila kaum itu melaksanakan perubahan.
Diuraikan oleh
hadits, manra'a minkum munkaran, siapa di kalangan kamu yang melihat
perkara yang munkar, hendaklah mencegah dengan tangan. Kalau tidak mampu,
lakukan dengan lidah, Kalau tidak mampu, bencilah di dalam hati. Dan benci
di dalam hati adalah selemah-lemahnya iman. Mencegah dengan tangan di antaranya
adalah dengan kuasa hukum, kuasa UU, pemerintahan, petugas-petugas yang
melaksanakan UU dan hukum, dengan mengikut bidang masing-masing serta mengikut
sunnah amaliah.
Di Indonesia
saat ini sebenarnya kondisinya lebih baik daripada Malaysia. Kini ada otonomi,
sehingga menjadi peluang besar bagi daerah-daerah untuk menerapkan syari'at
Islam. Memang banyak yang ragu, sebab katanya tidak ada kepakaran atau
tokoh. Bisa dilakukan dengan jamaah, sebuah kepemimpinan kolektif yang
terdiri atas beberapa tokoh. Dari sinilah ummat Islam bisa berkuasa untuk
menegakkan syariat Islam. Bila di Indonesia sudah bisa ditegakkan, di Malaysia
juga, ditambah kawasan lain, ini merupakan mukadimah untuk tegaknya sebuah
Daulah Islamiyyah.
Ada yang
menilai, rakyat Indonesia belum siap melaksanakan syari'at Islam. Pendapat
Anda?
Saya sering
heran dengan pendapat seperti itu. Kalau ada keinginan menegakkan syari'at
Islam di mana saja, baik di Indonesia maupun Malaysia, selalu ada yang
mempertanyakan tentang kesiapan rakyat. Saya mau tanya, ketika kita melaksanakan
UU Belanda dan yang lain-lain, apakah kita perlu tahu bahwa rakyat sudah
bersedia? Bahkan kita merasakan bahwa persediaan Islam adalah lebih awal
dari segala-galanya. Pesantren yang sudah ada sekian lama, juga lembaga-lembaga
Islam, ini merupakan persediaan.
Sebenarnya
syarat apa yang harus dipenuhi untuk menegakkan syari'at Islam?
Yang pertama
kita harus punya tanah air. Itu sudah jelas. Kedua, mesti mempunyai pemimpin.
Apakah dari beribu pesantren di sini tidak ada pemimpin? Selanjutnya hukum,
syari'at. Kita sudah punya, terutama dalam perkara yang telah di nash-kan.
Adapun hal lainnya perlu ijtihad kalangan ulama, untuk mengendalikan masalah-masalah
baru.
Ummat Islam
di Indonesia sudah memiliki wilayah, rakyat, pemimpin, undang-undang, Tinggal
kedaulatan yang harus diusahakan, untuk menegakkan syari'at Islam. Jadi
ummat Islam harus berkuasa. Yang penting juga, cita-cita ingin menegakkan
syari'at itu harus benar-benar ada, tertanam, baru kemudian ditempuh langkah-langkah
yang taktis.
Ab Hadi
menyelesaikan kesarjanaannya di Universitas Islam Madinah, Arab Saudi.
Lalu meraih gelar MA dari Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir. Meski sudah
menjabat Gubernur, hingga kini ia masih menjadi imam di Masjid Rusila Terengganu,
kampung kelahirannya. Di masjid itu pula Ab Hadi rutin memberi kuliah shubuh
setiap Jum'at.